Mendramatisir Masalah

masalah

Mendramatisir Masalah

Betapa seringnya kita mendramatisir masalah, dipertegang, diperumit sendiri, seakan amat gawat, namun sesudah kita jalani, ternyata tak segawat yang diduga sebelumnya.

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَا‌ۚ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-Baqoroh: 286)

Amat rugi bila cara berpikir seperti ini terjadi berulang-ulang, amat meletihkan dan sama sekali tak jadi solusi bahkan menambah masalah baru.

يُؤۡتِى ٱلۡحِڪۡمَةَ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِڪۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِىَ خَيۡرً۬ا ڪَثِيرً۬ا‌ۗ وَمَا يَذَّڪَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
Allah menganugerahkan al hikmah [kepahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah] kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran [dari firman Allah]. (QS-Albaqoroh: 269)

Bila semua ditafakuri, bila selalu mengambil pelajaran dan hikmahnya, insyaalloh kita akan semakin bijak, dewasa, matang ,bahagia dan disukai Alloh.

Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta. Cerita Islam
sumber: 
https://www.google.com/+Smstauhiid-AaGym

No comments:

Post a Comment