Karena Melihat Perempuan Mandi

Ilustrasi. (wikipedia.org)
Ilustrasi. (wikipedia.org)
Syahida.com  
Seorang pemuda Anshar masuk Islam. Namanya Tsa’labah bin ‘Abdurrahman. Ia biasa melayani Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan membantu pekerjaannya.
Suatu hari Rasulullah menyuruhnya mengurusi suatu keperluannya. Di tengah jalan Tsa’labah melintas di dekat pintu rumah orang anshar. Ia melihat seorang perempuan anshar sedang mandi. Karena khawatir kalau-kalau turun wahyu pada Rasulullah tentang apa yang telah dilakukannya, ia pergi menyelamatkan diri. Ia mendatangi pegunungan di antara Makkah dan Madinah kemudian memasukinya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mencarinya selama empat puluh hari. Kemudian Jibril ‘alaihis-salaam turun kepada Rasulullah.
“Hai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan memberitahumu: seseorang dari umatmu ada di antara pegunungan ini meminta perlindungan-Ku.”
Lalu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada para sahabat. “Umar, Salman, pergi! Bawa kemari Tsa’labah bin ‘Abdurrahman!”
Mereka berdua pergi meninggalkan jalanan Madinah dan bertemu dengan seorang penggembala Madinah bernama Dzaffafah.
“Apakah engkau mengetahui seorang pemuda yang tinggal di antara pegunungan ini yang bernama Tsa’labah?” tanya Umar kepadanya.
“Mungkin yang Anda maksud adalah orang yang melarikan diri dari Jahanam,” jawab si penggembala.
“Bagaimana kamu tahu bahwa ia melarikan diri dari Jahanam?” tanya Umar kembali.
“Sebab setiap tengah malam ia keluar ke tempat kami dari tengah-tengah pegunungan ini sambil meletakkan tangannya di atas dahinya seraya berseru, ‘Oh, betapa menyenangkannya andaikata Engkau telah mencabut ruhku di antara ruh-ruh yang ada dan memusnahkan jasadku di antara jasad-jasad yang ada, sehingga Engkau tidak mengikutkanku di peradilan-Mu!”
“Dialah yang kami cari.” Jawab Umar. Lalu si pengembala pergi bersama mereka.
Kala tengah malam tiba, Tsa’labah benar-benar keluar ke tempat mereka dari tengah-tengah pegunungan sambil meletakkan tangan di atas dahinya seraya berseru, “Oh, betapa menyenangkannya andaikata Engkau telah mencabut ruhku di antara ruh-ruh yang ada dan memusnahkan jasadku di antara jasad-jasad yang ada, sehingga Engkau tidak mengikutkanku di peradilan-Mu!”
Umar mendekatinya dan merangkulnya.
“Umar, apakah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengetahui dosaku?” tanya Tsa’labah.
“Aku tidak tahu, hanya saja kemarin beliau membicarakanmu lalu menyuruhku dan Salman untuk mencarimu,” jawab Umar.
“Umar, jangan kamu hadapkan aku kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam kecuali ketika beliau sedang shalat,” pinta Tsa’labah.
Umar dan Salman langsung masuk barisan orang shalat. Ketika mendengar bacaan Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, Tsa’labah langsung jatuh pingsan.
“Umar, Salman, apa yang dilakukan Tsa’labah?” tanya Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam setelah salam.
“Ini dia, wahai Rasulullah.” Jawab mereka.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bangkit, menggerak-gerakkannya, dan ia pun sadar.
“Apa yang menyebabkanmu pergi dariku?” tanya Rasulullah.
“Dosaku, wahai Rasulullah.” Jawab Tsa’labah.
“Maukah kamu aku tunjukkan ayat yang menghapus dosa dan kesalahan?” tanya Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam.
“Tentu, wahai Rasulullah,” jawab Tsa’labah.
“Bacalah, ‘Ya Tuhanku, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka!’,” perintah Rasulullah.
“Dosaku lebih besar, wahai Rasulullah.” Jawab Tsa’labah.
“Tidak, firman Allah lebih besar!” tegas Rasulullah.
Lalu beliau memerintahkannya pulang ke rumahnya, ternyata ia jatuh sakit selama delapan hari. Salman mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
“Wahai Rasulullah, apakah Anda memiliki obat untuk Tsa’labah; ia telah binasa karena apa yang menimpanya?” tanya Salman.
“Ayo kita pergi bersama ke rumahnya!” ajak Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah masuk rumah Tsa’labah; memegang kepalanya, dan meletakkannya di pangkuannya, namun Tsa’labah malah memindahkan kepalanya dari pangkuan Rasulullah.
“Mengapa kamu menyingkirkan kepalamu dari pangkuanku?” tanya Rasulullah.
“Sebab kepalaku penuh dengan dosa.”
“Apa yang kamu keluhkan?”
“Seperti rayapan semut dalam tulang, daging dan kulitku.”
“Apa yang kamu inginkan?” tanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
“Ampunan Tuhanku.”
Jibril ‘alaihis-salaam turun dan memberitakan, “Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan memberitahukanmu, ‘Andaikata hamba-Ku ini menemuiku dengan kesalahan sepenuh bumi tentu aku akan menemuinya dengan ampunan sepenuh bumi.”
Rasulullah memberitahukannya kepada Tsa’labah, ia berteriak sekali, lalu mati! Rasulullah memerintahkan umat Islam memandikannya dan mengafaninya. Setelah menshalatinya, Rasulullah berjalan di dekat ujung jari-jemarinya.
“Wahai Rasulullah, kami melihat Anda berjalan di ujung jari jemarinya?” tanya sebagian sahabat sesudah selesai penguburan.
“Demi Dzat Yang telah mengutusku sebagai seorang nabi dengan sebenarnya, aku tidak mampu meletakkan kakiku di atas tanah akibat banyaknya malaikat yang turun untuk mengantarkannya!” (syahida.com/ayatalakrash)
Sumber : Kitab At-Tawwabin, Menuju Surga-Mu, Imam ibnu qudamah al-maqdisi
- See more at: http://www.syahida.com/2014/10/22/550/karena-melihat-perempuan-mandi/#sthash.HDxj3UwT.dpuf

No comments:

Post a Comment