Pacaran Beda Usia dan Resikonya

Pacaran Beda Usia dan Resikonya


Kita tak bisa menyalahkan pepatah lama yang mengatakan cinta tak kenal status sosial, kepercayaan, dan usia. Artinya semua orang bisa menjalin hubungan dengan seseorang dengan perbedaan level ekonomi yang cukup kontras, perbedaan agama, ataupun, perbedaan usia. 
Tapi jika kita tela’ah lebih lanjut sebuah hubungan atau pacaran beda usia apalagi usia yang terpaut cukup jauh, mau tak mau akan memunculkan problematika tersendiri. Awalnya mungkin tidak terjadi masalah, semua berjalan normal-normal saja seperti orang pacaran pada umumnya, namun ketika memasuki jenjang pernikahan kemudian menjalani kehidupan berumah tangga, biasanya masalah-masalah mulai muncul.
Cinta Beda Usia dan Resikonya
Sebenarnya dari berbagai kasus, cinta merupakan satu-satunya alasan sekaligus pemersatu pada pasangan beda usia. Namun sekali saja emosi berbicara maka hubungan tersebut mudah sekali putus ditengah jalan. Masing-masing akhirnya sibuk bertanya tentang hal-hal yang menjadi penyebab mengapa semua itu bisa terjadi.
Ketidakpuasan Mengarah ke Perpisahan
Perbedaan apapun terutama perbedaan usia mayoritas menggiring hubungan satu pasangan pada ketidakpuasan, rasa tidak aman, sehingga rentan dengan perpisahan. Meskipun dalam hal hubungan berpacaran dengan kondisi perbedaan usia yang cukup mencolok, toleransi, kejujuran, serta keterbukaan semua sudah diterapkan. Resiko paling rentan mengalami perpisahan umumnya pasangan yang memiliki perbedaan usia antara 15 sampai 20 tahun. Rentang usia yang menjadi pembeda tersebut biasanya masing-masing pasangan menjalani fase hidup berbeda.
Resiko pacaran beda usia biasanya semakin terasa ketika pihak yang lebih tua sudah berencana untuk pensiun, sedangkan pasangannya masih ingin meningkatkan jenjang karir. Satu hal lagi, untuk pasangan yang lebih muda mungkin masih ingin punya anak lagi, sementara bagi pasangan yang tua keinginan untuk memiliki anak mungkin sudah berhenti. Menyikapi hal ini mungkin ketertarikan antar personal terhadap sesuatu akan sangat berbeda. Misalnya pasangan yang lebih tua sudah tidak berminat lagi liburan yang menguras stamina, sedangkan pasangan yang lebih muda ingin mencobanya.
Dari sisi romantisme pasangan dengan perbedaan usia yang jauh biasanya juga berjalan kurang realistis. Jadi konsekuensi logikanya, mereka akan mencoba menjalani aktivitas yang bertolak belakang. Meski begitu tak lantas semua orang akan membiarkan pasangannya memiliki sisi kehidupan berbeda tanpa mampu dikenali kondisinya. Namun untuk pasangan seperti ini harus memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menikmati waktu bersama-sama agar tidak terjadi ‘ketimpangan’ ketika sedang melakukan sesuatu.
Harapan untuk Masa Depan
Sangat penting bagi pasangan beda usia untuk memikirkan kemudian membicarakan tentang masa depan mereka. Terutama pada titik masalah dimana salah satu ingin memilik anak sementara yang satunya tidak punya minat sama sekali. Hal ini tentu saja akan menimbulkan tekanan lebih tinggi dalam sebuah hubungan. Perlu diketahui memiliki anak adalah kepentingan mendasar dan jika tidak ada kesepakatan, perpisahan bisa saja jadi solusi.
Satu pasangan yang usianya berbeda jauh sebenarnya bisa berusaha untuk membuat hubungan lebih nyaman. Minimal mereka berdua bisa saling belajar. Namun tentu saja ini tidak mudah, dibutuhkan pengertian, toleransi, dan kesadaran tinggi dari kedua pihak. Belajar dari beberapa kasus, biasanya suatu keinginan yang terlalu bersemangat dari pihak yang berusia muda sedikit banyak akan memberi tekanan pada pasangan yang lebih tua. Sedangkan sikap tenang yang umumnya dimiliki pasangan yang lebih tua membuat pasangannya merasa cepat bosan.
Pacaran Yang Beda Usia dan Resikonya
Pembagian kebiasaan, aktivitas, dan dalam hal apapun kadang membuat pacaran beda usiaterlihat tak lebih dari hubungan “ayah dan anak”. Kondisi seperti ini sering membuat hubungan menjadi tidak sehat dan bisa saja tidak bisa bertahan lama untuk jangka panjang. Jadi kesimpulan dari pembahasan ini, pada pasangan yang beda jauh usianya dibutuhkan kesamaan persepsi, apresiasi, serta toleransi yang jauh lebih besar dibanding pasangan seusia.

No comments:

Post a Comment